Robert Gammariello dan penyu sisik

Setiap tahun, Dana Penyu Boyd Lyon menyelenggarakan beasiswa untuk mahasiswa biologi kelautan yang penelitiannya difokuskan pada penyu. Pemenang tahun ini adalah Robert Gammariello.

Baca ringkasan penelitiannya di bawah ini:

Tukik penyu menemukan lautan setelah keluar dari sarangnya dengan bergerak ke arah cahaya di dekat cakrawala, dan warna cahaya telah terbukti menimbulkan respons yang berbeda, dengan cahaya merah menarik penyu kurang dari cahaya biru. Namun, penelitian ini hanya dilakukan pada kelompok spesies penyu tertentu (terutama penyu hijau dan penyu tempayan). 

Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) belum diuji untuk preferensi semacam itu dan, dengan mempertimbangkan bahwa penyu sisik bersarang di bawah vegetasi yang mungkin lebih gelap, preferensi dan kepekaan mereka terhadap cahaya mungkin berbeda dari spesies lain. Hal ini berdampak pada penerapan pencahayaan yang aman untuk penyu, karena pencahayaan yang aman untuk penyu hijau dan burung tempayan belum tentu merupakan pencahayaan yang aman untuk penyu sisik. 

Proyek saya memiliki dua tujuan:

  1. untuk menentukan ambang deteksi (intensitas cahaya) yang memunculkan respons fototaktik dari tukik penyu sisik di seluruh spektrum visual, dan
  2. untuk menentukan apakah penyu sisik menunjukkan preferensi yang sama untuk panjang gelombang cahaya yang lebih pendek (biru) dibandingkan dengan panjang gelombang yang lebih panjang (merah).
Seekor penyu sisik ditempatkan ke dalam labirin Y, dan setelah periode aklimatisasi, diizinkan untuk menyesuaikan diri di dalam labirin
Labirin Y tempat penyu sisik ditempatkan untuk menentukan respons terhadap cahaya

Prosedur untuk kedua tujuan ini serupa: tukik penyu sisik ditempatkan ke dalam labirin Y, dan setelah periode aklimatisasi, dibiarkan berorientasi di dalam labirin. Untuk tujuan pertama, tukik disajikan dengan cahaya di ujung satu lengan dan kegelapan di ujung lainnya. Jika tukik dapat mendeteksi cahaya, ia harus bergerak ke arahnya. Kami menurunkan intensitas dalam uji coba berikutnya secara bertahap hingga tukik tidak lagi bergerak ke arah cahaya tersebut. Nilai terendah yang dituju tukik adalah ambang deteksinya untuk warna cahaya tersebut. Kami kemudian mengulangi proses ini untuk beberapa warna di seluruh spektrum. 

Untuk tujuan kedua, kami menghadirkan tukik dengan dua warna cahaya berbeda pada nilai ambang ini, untuk menentukan preferensi berdasarkan panjang gelombang. Kami juga akan menyajikan tetasan dengan lampu merah yang bergeser dua kali lipat dari nilai ambang batas untuk melihat apakah intensitas relatif merupakan faktor pendorong dalam orientasi, bukan warna.

Manfaat terbesar dari penelitian ini adalah dapat digunakan untuk menginformasikan praktik pencahayaan yang aman bagi penyu untuk pantai peneluran penyu sisik.